22.6.11

Lebah aja ‘Tunduk’..

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia’. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan”. (TQS. An-Nahl : 68-69)
Subhanallah, luar biasa memang! Dari ayat tersebut, tampak betapa Maha Besarnya Sang Pencipta alam semesta ini. Allah telah memberi potensi (kemampuan) pada lebah untuk membangun sarangnya di lokasi-lokasi yang dekat dengan manusia itu berada. Dan bagaimana sang lebah ini memproduksi madu, bukan serta merta karena ke’iseng’an mereka. Tapi ini semua karena Allah telah memberinya petunjuk dengan perantaraan potensi-potensi agar dapat beraktivitas sehingga bisa memenuhi insting dan kebutuhan jasmaninya. Lebah pun ‘tunduk’ pada prosedur ini, dia tidak menempuh ‘jalan lain’. Karena ketundukan sang lebah ini pada petunjuk Penciptanya, akhirnya pun menghasilkan sesuatu yang manis yaitu madu, yang luar biasa manfaatnya untuk manusia. Seandainya lebah itu membangkang dari petunjuk Penciptanya, misal : ia tidak mau makan sari madu bunga (nektar), maka dapat dipastikan, madu itu tidak akan pernah dihasilkan.
Ya, sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru –yaitu madu– dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang. (Harun Yahya Internasional, 2008)
Lebah madu membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air agar dapat bereproduksi. Karbohidrat itu didapatkan dari pollen. (Goodwin et al.. , 1994 dalam Effect of Feeding Pollen Substitutes to Honey Bee Colonies used for Kiwifruit Pollination and Honey Production dalam New Zaeland Journal of Crop and Holticultural Science Vol.22 : 459-462)
Sebagaimana kita tahu, madu mempunyai berbagai khasiat. Mulai dari perawatan kecantikan, hingga antibiotik. Royal jelly, yang merupakan makanan bagi larva yang tumbuh menjadi ratu lebah; efektif melawan bakteri gram positif, dan dapat digunakan sebagai antitumor. (Challem and The Nutrition Reporter™, 1996 dalam Medical Journals Document Value of Bee Propolis Honey and Royal Jelly, www.thenutritionreporter.com)
Sudah seharusnyalah kita sebagai manusia yang ‘berakal’, bisa memetik pelajaran dari lebah. Makhluk kecil ini saja bisa tunduk pada prosedur yang Allah tetapkan. Kita harus banyak belajar dari lebah. Karena manusia telah dikaruniai potensi-potensi kehidupan beserta petunjuk (aturan-aturan) Allah, plus akal pula! Namun, manusia saat ini ‘kalah’ dengan lebah yang tidak mempunyai akal. Manusia saat ini begitu mudah membangkang dari petunjuk Penciptanya. Hasilnya, bukan nikmat. Tapi sengsara!
Padahal, jika kita mau berpikir lagi, segala sesuatu yang ada di bumi ini diperuntukkan bagi manusia, dan semuanya berasal dari Allah. Misalnya, madu yang dihasilkan oleh lebah tadi. Tanpa karunia dari Allah, manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Karena pada hakikatnya, manusia itu serba lemah dan terbatas. Jadi, sangat tidak masuk akal kalau manusia membuat aturan sendiri untuk mengatur kehidupannya. Yang sesuai dengan fitrah manusia adalah dengan berhukum pada aturan Allah SWT, karena Dia-lah Pencipta kita. Jika kita tidak tunduk pada aturan-Nya, kita tergolong orang-orang yang sombong. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Seperti firman Allah dalam QS. An-Nahl : 22-23 yang artinya, “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, orang yang hendak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), dan mereka adalah orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa Allah Mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang sombong.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar